Oleh Teten Febriawan
Siang itu kami
kelas XI Axel sedang rapat dengan Buk Alid mengenai Out Bound yang akan kami
adakan,dan persiapan show yang akan kami
tampilkan untuk PENSI yang akan
diadakan minggu depan.
Ketika saat itu,tiba-tiba Buk Eva datang
dengan semangat siap untuk mengajarkan kimia untuk kami.Namun sebagian besar
raut wajah teman-temanku berubah
,seperti kalah lottre.Bu Alid pun
langsung bergegas keluar takut mengganggu jamnya Buk Eva.Beliau pun
bercakap-cakap di luar sembari itu kami izin satu-persatu untuk mengisi perut
kami yang tidak bisa diajak kompromi ini,karena matahari sudah mencapai titik
baliknya.Begitu pun denganku , segera menuju Kantin Kebohongan, itulah namanya bagiku,untuk
belanja beberapa makanan.Aku menamainya begitu karena pada dasarnya namanya
saja “Honesty Canteen”tapi prakteknya sama dengan kantin biasa,tidak menanamkan
prinsip jujur dan kepercayaan.Keberadaannya merupakan pembongan saja kepada
para pejabat pemerintah yang berkunjung ke sekolah.Apabalila mereka
datang,kantin itu tidak dijaga dan kami mengambil jajanan,membayar,dan
mengambil kembaliannya sendiri sesuai pelaksanaan semestinya.Namun kantin itu
akan seperti kantin biasanya yang slalu dijaga oleh penjaga yang ditunjuk pihak
sekolah.
Percakapan pun selesai,kami segera masuk
untuk mengikuti pelajaran tambahan kelas khusus untuk menyamakan standar kami
dengan anak-anak SMA yang bersekolah di sekolah unggulan.Beberapa anak-anak
laki-laki di kelas ku pun banyak yang tidak memperhatikan dan mendengarkan
pelajaran Buk Eva.Adapun Abel justru mengikuti pelajarannya dengan
bentak-bentak keras terhadap Buk Eva.Aku pun tidak senang dengannya.Karena menurutku
walaupun ia hanya seorang guru pelajaran tambahan yang tak memberikan pengaruh
nilai pada kita,sebaiknya ia juga dihormati.
Aku pun mencoba menasehati Abel,namun ia
tidak mau mendengarkanku untuk mengikuti pelajaran dengan baik.Ia berkata,”gue
sudah terbiasa kayak gini bro! jadi hak gua mau ngomong and ngikutin pelajaran sesuka hati gue,lagi pula
die ngak ngajar kimia kite cuma guru les
tambahan yang gue bayar”.Tak langsung marah aku pun mencoba mengingatkannya
lagi dengan cara pendekatan ilmu emosional yang aku miliki.Ia hanya
menganguk,aku tak tau apa ia mau menerima atau tidak.Paling tidak,aku sudah
menasehati dalam kesabaran dan kebenaran sesuai perintah Rabb.
Jam pun menunjukkan pukul 4.30,temanku Alif mendesak Buk Eva untuk
memulangkan siswa.Buk Eva pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri
pelajaran.Ketika kelas bubar tak satu pun mereka yang mengucapkan terima kasih
atas pelajaran yang disampaikan Buk Rina,bahkan sebagian siswa laki seperti
Alif,Reza,dan Eko pulang tanpa pamit
menghiraukan Buk Eva.
Aku pun pulang bersama beberapa teman
yang bukan teman dekatku mereka Klara , Abel , dan Reza.Ku lihat Klara memegang
tangan Abel seenaknya.Abel pun membiarkan Klara
mendekapnya.Aku pun langsung meminta mereka untuk tidak berpegangan
tangan.Ini semua,karena aku hanya ingin menegakkan hukum Allah yang diabaikan
remaja masa kini.Padahalku ku tau diriku pun belum sempurna.
Para remaja masa ku ini sibuk mengikuti
buadaya barat seperti pegangan,pelukan,ciuman,bahkan sudah banyak yang
melakukan freesex,bagi mereka itu
sudah biasa di era globalisasi ini.Karena itu aku ingin menjadi generasi
pelurus,bukan sekedar penerus.Karna aku tak ingin air mata Rasul mengalir
melihat generasi-generasi penerus Islam seenaknya mengabaikan syariat yang
sudah ditetapkan Allah melalui para wali,syekh,dan ulama-ulama yang bersusah
payah menyebarkannya.
Mereka pun melepaskan pegangannya,walau
dengan tatapan masam kepadaku.Aku pun tak menghiraukannya,bagiku biarlah orang
benci asalkan Tuhan sayang kepadaku.
Aku pun kemudian naik Bus Kota dan duduk
di bangku belakang.Disana kaca jendelanya sangat besar sehingga aku bisa melihat keluar.Dari sana aku melihat Buk
Eva pulang,tak satu pun murid yang berkerumun menunggu bis menyapa ataupun tersenyum kepadanya.Ia pun terus berjalan menuju
angkot.Terlintas dipikiranku sulitnya menjadi seorang guru.Hanya ilmunya yang
dibutuhkan para siswa,sedangkan dirinya kurang di hargai para siswanya.Bila aku
menjadi guru aku pun hanya akan memberikan ilmu sekedarnya kepada
muruid-muridku yang tidak menghormatiku.Namun beliau tidak demikian.
Bus pun berjalan dengan sangat
cepat.Hingga akhirnya ia berhenti lagi di perapan lampu merah untuk mencari
penumpang.Seorang pengamen pun tiba-tiba naik ke Bus dan mereka menyanyikan
lagu mereka yang biasa ku dengar,berceritakan kritikan-kritikan pedas yang
ditujukan pada para pejabat saat ini,mengenai MARKUS,korupsi,pengangguran,dan
kemiskinan yang marak terjadi karena kelakuan para pejabat busuk saat ini yang
menerapkan sistim perekonomian Kapitalis.Di negeri ini yang kaya tambah kaya
sedangkan yang miskin mati saja.
Sembari mendengarkan syair-syair pedas
pengamen itu,aku menatap dari jendela mobil menuju seberang jalan.Ku lihat
sesuatu pemandangan aneh di perapatan jalan ketika lampu merah itu.Seorang pria
pengendara motor memboncengi seorang
wanita.Bukan hanya sekedar itu yang ku bilang aneh,kulihat tangan seorang
wanita itu mendekapkan tubuhnya dengan
rapat dan memegang erat pinggang pria itu seperti melaju di atas lintasan F1
saja.Aku pun menatap tajam kesana berharap mereka menghentikan tindakan
mereka.Wanita itu pun tiba-tiba melihat kepadaku dan melihatkan paras malu
serta melepaskan tangannya dari selangkangan .Pria itu pun merangkul kembali
tangan wanita dan meletakkan kembali di tempat yang sama.Pria itu pun berbisik
beberapa kata yang tidak bisa ku dengar.
Akhirnya aku pun menatap tak peduli dan
mengalahkan wajahku ke pengamen di depanku.Bosan menatap kedalam aku ingin
kembali menatap keluar untuk mmenghirup udara luar yang segar dibandingkan
udara bis yang penuh dengan bau tembakau orang-orang yang merokok di tempat umum.Aku
yang benci bau rokok mengeluarkan kepalaku ke jendela.Aku pun terkejut melihat
tangan wanita itu masuk mendekap sesuatu yang tak pantas disentuhnya.Sungguh
heran aku saat itu,ku lihat di kiri dan kanan banyak kendaraan yang
mengelilingi mereka,namun tak adapun rasa malu dari mimik wajah
mereka.Pengendara lain pun kulihat ada yang sambil tersenyum dan memerhatikan
mereka dengan seksama.Dan ada sebagian bermuka masam namun membiarkan begitu
saja.
Lampu lalu lintas pun berganti hijau para
pengendara pun segera melajukan kendaraanya,termasuk remaja mesum dengan motor
RX King itu.Busku pun berjalan,tersirat di benakku inilah akibat System Kapitalisme barat di
negeriku.Asimilasi buadaya liberal mengikis sendi-sendi pilar Agama,Susila,dan
Etika yang menopang bangsa ini dari dulu.Pornografi,tindakan asusila,dan
anarkis justru mewarnai negeri adat
basandi sarak,sarak basandi kitabullah ini.Pilu hatiku akan nasib dan
harapan remaja bangsa di masa depan.Hanya keruntuhan hati nurani dan kehancuran
akhlak adalah gambaran masa depan negeri ini,negeri dengan penduduk Islam
terbanyak di dunia yang menjadi pilar utama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar